Al Hikam Ibnu Atthaillah [اَلْحِكَمْ اِبْنُ عَطاَءِالله]
BAB : “ NUR SEBAGAI BUAH DZIKIR (1) ”
ﺑِﺴْــــــــــــــــــﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ
قومٌ تسبِقُ انوارهُم اذكارهُم وقومٌ تسبِقُ اذكارهُم انوارهُم وقومٌ تتساوٰى اذكارهُم و انوارهُم وقومٌ لا اذكار ولا انوار. نعوذ بالله من ذالك.
“ Sebagian kaum ada yang Nur (ma'rifat)nya mendahului dzikirnya, dan sebagian kaum dzikirnya mendahului Nur-nya, dan sebagian lagi kaum yang tidak berdzikir dan tidak punya nur.”
S y a r a h :
Na’udzubillahi-min-dzalik. Kaum yang Nur-nya mendahului dzikirnya yaitu : Maj-dzubuun atau Murooduun (orang yang langsung ditarik oleh Allah bisa makrifat), mereka setelah mendapat nur makrifat lalu berdzikir, sedang kaum yang dzikirnya mendahului Nurnya yaitu para Salikuun atau Murii-duun ( orang yang berusaha mencapai ma'rifat atau wushul kepada Allah), mereka bermujahadah/ memerangi nafsunya dengan berdzikir sehingga mendapatkan nur ma'rifat.
ذاكِرٌ ذكرَ ليَسْتنيرَ قلبه فكان ذاكِراً وذاكرٌ اِستنارَ قلبه فكان ذاكِراً والذي استَوَت اَذكارُهُ واَنوارُهُ فبذِكرهِ يَهتدى وبنُورهِ يقتدى
" Orang berdzikir yang dzikirnya untuk mendapatkan terang hatinya (yaitu salikuun/muriduun, dan ada orang yang berdzikir sedang hatinya telah terang/ mendapat nur (yaitu Majdzubuun/ murooduun) mereka semua disebut berdzikir.”
Golongan kaum yang mendapat nur sebelum dzikir itu disebut dalam ayat :
يَختصُّ برَحْمَتهِ من يشـَاءُ
" Allah menentukan/ mengkhususkan rahmat-Nya pada siapa yang dikehendaki-Nya.”
Sedangkan golongan yang berdzikir kemudian mendapatkan Nur, disebutkan dalam ayat :
وَالَّذِينَ جاَهَدُوا فِيْناَ لنَهْدِيَنـَّهُمْ سُبُلَنـاَ
"Dan mereka yang benar-benar berjuang di jalan keridhoan-Ku, pasti Aku pimpin (Aku tunjukkan jalan kami)".
Syeikh Abul-Abbas Al-Mursy berkata : sebagian kaum ada yang mendapatkan karunia/ karomah dari Allah dengan taat kepada Allah (salikuun), dan ada yang bisa taat kepada Allah sebab karunia/ karomah dari Allah (majdzubuun).
ماكان ظاهرُ ذكرٍ الا عَن باطن شهودٍ وفكْرٍ
“Tidak akan terjadi dzikir pada anggauta lahir kecuali sebab musyahadah dan berfikir ( tentang keagungan Allah ) dalam batin (hati)nya.”
Yang dimaksud dzikir disini yaitu semua amal lahir, sebab semua amal lahir itu pasti timbul dari hati yang memandang Allah (musyahadah) dan berfikir tentang keagungan Allah.
Apabila anggota lahir disibukkan dengan berdzikir kepada Allah, itu sebagai tanda adanya cinta kepada Allah dalam hatinya; ketika seseorang cinta sesuatu maka banyak menyebutnya, dan tidak ada cinta kecuali dari mengenal (ma'rifat).
Na’udzubillahi-min-dzalik. Kaum yang Nur-nya mendahului dzikirnya yaitu : Maj-dzubuun atau Murooduun (orang yang langsung ditarik oleh Allah bisa makrifat), mereka setelah mendapat nur makrifat lalu berdzikir, sedang kaum yang dzikirnya mendahului Nurnya yaitu para Salikuun atau Murii-duun ( orang yang berusaha mencapai ma'rifat atau wushul kepada Allah), mereka bermujahadah/ memerangi nafsunya dengan berdzikir sehingga mendapatkan nur ma'rifat.
ذاكِرٌ ذكرَ ليَسْتنيرَ قلبه فكان ذاكِراً وذاكرٌ اِستنارَ قلبه فكان ذاكِراً والذي استَوَت اَذكارُهُ واَنوارُهُ فبذِكرهِ يَهتدى وبنُورهِ يقتدى
" Orang berdzikir yang dzikirnya untuk mendapatkan terang hatinya (yaitu salikuun/muriduun, dan ada orang yang berdzikir sedang hatinya telah terang/ mendapat nur (yaitu Majdzubuun/ murooduun) mereka semua disebut berdzikir.”
Golongan kaum yang mendapat nur sebelum dzikir itu disebut dalam ayat :
يَختصُّ برَحْمَتهِ من يشـَاءُ
" Allah menentukan/ mengkhususkan rahmat-Nya pada siapa yang dikehendaki-Nya.”
Sedangkan golongan yang berdzikir kemudian mendapatkan Nur, disebutkan dalam ayat :
وَالَّذِينَ جاَهَدُوا فِيْناَ لنَهْدِيَنـَّهُمْ سُبُلَنـاَ
"Dan mereka yang benar-benar berjuang di jalan keridhoan-Ku, pasti Aku pimpin (Aku tunjukkan jalan kami)".
Syeikh Abul-Abbas Al-Mursy berkata : sebagian kaum ada yang mendapatkan karunia/ karomah dari Allah dengan taat kepada Allah (salikuun), dan ada yang bisa taat kepada Allah sebab karunia/ karomah dari Allah (majdzubuun).
ماكان ظاهرُ ذكرٍ الا عَن باطن شهودٍ وفكْرٍ
“Tidak akan terjadi dzikir pada anggauta lahir kecuali sebab musyahadah dan berfikir ( tentang keagungan Allah ) dalam batin (hati)nya.”
Yang dimaksud dzikir disini yaitu semua amal lahir, sebab semua amal lahir itu pasti timbul dari hati yang memandang Allah (musyahadah) dan berfikir tentang keagungan Allah.
Apabila anggota lahir disibukkan dengan berdzikir kepada Allah, itu sebagai tanda adanya cinta kepada Allah dalam hatinya; ketika seseorang cinta sesuatu maka banyak menyebutnya, dan tidak ada cinta kecuali dari mengenal (ma'rifat).
Alhasil adanya dzikir pada anggota lahir itu timbul dari adanya musyahadah dalam batinnya, bagi para arifiin. Atau timbul dari berfikir tentang anugerah dari Allah, bagi orang-orang yang mencari pahala.
Dalam hal dzikir manusia terbagi menjadi tiga bagian :
1. Orang yang mencari pahala (awam).
2. Orang yang berharap sampai/ wushul kepada Allah (salik).
3. Orang yang mengagungkan dan memuliakan Allah (’Arif).