MENJEMPUT HADIAH RAMADHAN DI BULAN SYAWAL
Ada sebuah pembahasan khusus yang merupakan cabang dari ilmu Al-Quran, yang disebut ilmu munasabah. Di sini kita akan mempelajari bahwa urutan-urutan surat dalam Al-Quran memiliki hikmah tertentu.
Tak sedikit para ulama yang menulis satu judul kitab tersendiri untuk mendalami ilmu munasabah ini, misalnya Al-Imam Al-Biqa'i, Al-Imam Abi Hayyan, hingga Al-Imam As-Suyuthi pengarang tafsir Jalalain.
Setelah mengkaji ilmu ini, sedikit banyak kita akan mengerti apa hubungan antara suatu surat dengan surat sebelumnya. Misalnya, mengapa Al-Baqarah diletakkan setelah Al-Fatihah?
Rupanya, hal ini disebabkan karena dalam Al-Fatihah ayat keenam ada kalimat doa untuk meminta petunjuk jalan yang lurus. Doa ini terjawab dalam ayat kedua Al-Baqarah bahwa petunjuk itu adalah Al-Quran.
ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
"Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya. Petunjuk bagi mereka yang bertakwa."
Contoh lainnya, mengapa surat Al-Ashr diletakkan setelah surat At-Takatsur? Mari kita ingat kembali bagaimana ayat terakhir dalam surat At-Takatsur itu,
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
"Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan."
Kenikmatan apa gerangan yang akan dipertanyakan kepada kita pada hari kiamat? Rupanya jawabannya ada pada ayat pertama surat Al-Ashr, yaitu tentang waktu!
Begitulah kita diajak untuk merenungkan bahwa tak ada yang kebetulan di dunia ini. Hingga surat yang satu diletakkan oleh Allah setelah surat yang lain, rupanya ada maksud tertentu.
Mengambil pelajaran dari ilmu munasabah ini, tak ada salahnya jika kita juga meyakini bahwa bulan Syawal diletakkan oleh Allah setelah bulan Ramadhan bukan hanya kebetulan. Melainkan ada maksud tertentu.
Bisa jadi Syawal adalah jawaban dari doa-doa yang dipanjatkan para hamba selama Ramadhan. Bukankah pada bulan suci itu kita memohon kepada Allah agar disempurnakan iman dan islam, diberikan istiqamah dalam ibadah, serta dilancarkan rezeki.
Maka hendaknya kita persiapkan diri di bulan Syawal ini untuk segala jawaban atas doa-doa tersebut. Bagaimana caranya mempersiapkan diri? Yaitu dengan menjemputnya.
Jemputlah kesempurnaan iman dengan selalu berprasangka baik kepada Allah. Jemputlah istiqamah dengan mempertahankan sunnah-sunnah Nabi. Jemputlah rezeki dengan ikhtiar. Bulan Syawal saatnya!
24 Jam bersama Rasulullah
Ust. Arafat
Ada sebuah pembahasan khusus yang merupakan cabang dari ilmu Al-Quran, yang disebut ilmu munasabah. Di sini kita akan mempelajari bahwa urutan-urutan surat dalam Al-Quran memiliki hikmah tertentu.
Tak sedikit para ulama yang menulis satu judul kitab tersendiri untuk mendalami ilmu munasabah ini, misalnya Al-Imam Al-Biqa'i, Al-Imam Abi Hayyan, hingga Al-Imam As-Suyuthi pengarang tafsir Jalalain.
Setelah mengkaji ilmu ini, sedikit banyak kita akan mengerti apa hubungan antara suatu surat dengan surat sebelumnya. Misalnya, mengapa Al-Baqarah diletakkan setelah Al-Fatihah?
Rupanya, hal ini disebabkan karena dalam Al-Fatihah ayat keenam ada kalimat doa untuk meminta petunjuk jalan yang lurus. Doa ini terjawab dalam ayat kedua Al-Baqarah bahwa petunjuk itu adalah Al-Quran.
ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
"Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya. Petunjuk bagi mereka yang bertakwa."
Contoh lainnya, mengapa surat Al-Ashr diletakkan setelah surat At-Takatsur? Mari kita ingat kembali bagaimana ayat terakhir dalam surat At-Takatsur itu,
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
"Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan."
Kenikmatan apa gerangan yang akan dipertanyakan kepada kita pada hari kiamat? Rupanya jawabannya ada pada ayat pertama surat Al-Ashr, yaitu tentang waktu!
Begitulah kita diajak untuk merenungkan bahwa tak ada yang kebetulan di dunia ini. Hingga surat yang satu diletakkan oleh Allah setelah surat yang lain, rupanya ada maksud tertentu.
Mengambil pelajaran dari ilmu munasabah ini, tak ada salahnya jika kita juga meyakini bahwa bulan Syawal diletakkan oleh Allah setelah bulan Ramadhan bukan hanya kebetulan. Melainkan ada maksud tertentu.
Bisa jadi Syawal adalah jawaban dari doa-doa yang dipanjatkan para hamba selama Ramadhan. Bukankah pada bulan suci itu kita memohon kepada Allah agar disempurnakan iman dan islam, diberikan istiqamah dalam ibadah, serta dilancarkan rezeki.
Maka hendaknya kita persiapkan diri di bulan Syawal ini untuk segala jawaban atas doa-doa tersebut. Bagaimana caranya mempersiapkan diri? Yaitu dengan menjemputnya.
Jemputlah kesempurnaan iman dengan selalu berprasangka baik kepada Allah. Jemputlah istiqamah dengan mempertahankan sunnah-sunnah Nabi. Jemputlah rezeki dengan ikhtiar. Bulan Syawal saatnya!
24 Jam bersama Rasulullah
Ust. Arafat